PortalBungo.ID, Sungai Penuh - Masjid Agung Pondok Tinggi, Sungai Penuh Menjadi saksi bisu berkembangnya agama Islam di tanah Kerinci, Masjid Agung Pondok Tinggi seolah memiliki magnet tersendiri.
Tempat ibadah bagi umat Islam ini memiliki beberapa keunikan pada segi arsitektur, ukiran-ukiran serta bedug berukuran raksasa didalamnya. Bentuk bangunan yang masih dipertahankan pun memilki kesan klasik dan banyak dikagumi oleh ahli seni arsitektur.
Secara administratif, Masjid Agung Pondok Tinggi terletak pada Jalan Soekarno Hatta, Desa Pondok Tinggi, Kota Sungai Penuh. Lokasi masjid yang berada pada pusat kota pun sangat mudah diakses.
Masjid ini dibangun pada 1 Juni tahun 1874 Masehi, dan tercatat sebagai salah satu masjid tertua yang ada di Kerinci. Pembangunannya sendiri dilakukan secara gotong royong dari warga Sungai Penuh yang kala itu hanya terdiri dari 90 kepala keluarga. Tak hanya laki-laki saja, para wanita pun turut membantu dalam membangun masjid ini.
Sebelum pembangunan masjid, selama tujuh hari tujuh malam diadakan pesta keramaian yang turut dihadiri seluruh masyarakat setempat dan juga pangeran pemangku Jambi. Dalam pesta ini turut pula disembelih 12 kerbau. Cerita ini berkembang secara turun temurun dari tetua desa setempat.
Secara bergotong-royong, warga pun mulai mengumpulkan kayu dan bahan bangunan lain serta membangun pondasi Masjid Agung Pondok Tinggi. Setelah pondasi selesai, dibuatlah sebuah panitia pelaksanaan pembangunan masjid dengan cara bermusyawarah. Akhirnya, hasil dari musyawarah tersebut menunjuk empat orang sebagai panitia yaitu Bapak Rukun (Rio Mandaro), Bapak Hasip (Rio Pati), Bapak Timah Taat dan juga Haji Rajo Saleh.
Sedangkan arsitek perancang desain masjid adalah M. Tiru yang tak lain adalah warga Desa Pondok Tinggi. Selain itu ditunjuk pula 12 tukang bangunan, yang dinilai cakap dan memiliki keahlian khusus dalam pembangunan masjid. Uniknya, dalam proses pembangunan untuk membangkitkan semangat kerja warga diadakan pula pementasan kesenian Kerinci seperti seni pencak silat.
.Source Narration: TauJambi
Editor: Redaksi
0 Komentar